A homepage subtitle here And an awesome description here!

Minggu, 09 April 2017

OBSERVASI : MANAJEMEN KELAS




I. IDENTITAS SEKOLAH :

Nama Sekolah : SMP Methodist-2 Medan
Alamat              : Jl. M. H Thamrin no.96, Medan Sumatera Utara-Indonesia
Telepon            : (061) 4565281
Fax                    : (061) 4567246
Email                : info @methodist2mdn.sch.id


PSIKOLOGI PENDIDIKAN : TESTIMONI PERKULIAHAN



Menurut saya perkuliahan yang saya jalankan dalam matakuliah Psikologi Pendidikan cukup menyenangkan. Para dosen sudah menjalankan teori dalam psikologi pendidikan itu sendiri dengan cukup baik. Proses belajar mengajar dilakukan pada jam rawan ngantuk dan lapar, tetapi kami sangat antusias dalam perkuliahan. Terlebih ketika bu Lita memberikan reward berupa coklat kepada kami. Lalu kami dibebankan tugas observasi ke sekolah, yang merupakan pengalaman baru dan menarik bagi saya. Mterdapat beberapa kesulitan, seperti kesulitan yang terjadi pada saat mendapatkan  izin dari sekolah dan bingung, karena sebelumnya kami juga tidak mendapat pengarahan yang jelas bagaimana melakukan observasi dari dosen, terlebih belum ada matakuliah observasi yang kami dapatkan.

Sabtu, 08 April 2017

PSIKOLOGI PENDIDIKAN : INTELIGENSI




I. PENGERTIAN INTELIGENSI

Menurut Santrock, inteligensi merupakan keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalam hidup sehari-hari. Perbedaan individual adalah cara dimana orang berbeda satu sama lain secara konsisten dan tetap. Kita bisa berbicara tentang perbedaan individual dalam hal kepribadiannya dan dalam bidang – bidang lain, namun inteligensilah yang paling banyak diperhatikan dan dipakai untuk menarik kesimpulam tentang perbedaan kemampuan murid.
Berikut beberapa ahli yang mengemukakan pengertiannya mengenai inteligensi, yaitu:
- Menurut Terman, Inteligensi adalah kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
- E. L Thorndike berpendapat bahwa inteligensi merupakan kemampuan dalam memberikan respon yg baik dari pandangan kebenaran atau  fakta.
- MeWechsler berpendapat bahwa inteligensi sebagai totalitas kemampuan seseorang utk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif.
- Flynn berpendapat inteligensi adalah kemampuan berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Menurut Saifudin Azwar, diterangkan bahwa secara tradisional, angka normatif dari hasil tes intelegensi dinyatakan dengan rasio (Quotient) dan diberi nama Intelligence Quotient (IQ). IQ dapat mengalami perubahan yang dapat berupa kenaikan atau penurunan, sesuai dengan yang dikemukakan oleh W.S Winkel bahwa: “IQ dapat mengalami kenaikan atau penurunan dalam batas-batas tertentu, seperti batas kurun waktu dan umur anak. Akan tetapi perubahan tersebut tidak bersifat mencolok, artinya hasil testing pada saat tertentu dan hasil testing beberapa waktu kemudian memiliki variasi yang kecil”

II. TES INTELIGENSI

Berikut bebearapa contoh tes inteligensi individu berdasarkan basis individual.
A. TES BINET
Binet dan mahasiswanya, Theopile simon menyusun skala 1905. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan menyentuh telinga, kemampuan menggambar desain berdasarkan ingatan, dan mendefinisikan konsep abstrak. Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental, yang merupakan level perkembangan mental individu yang yang berkaitan dengan perkembangan lain. 


  IQ = MA/CA x 100
 
 
            Tak lama kemudian, pada 1912 William Stern menciptakan konsep Intelligence Quotient (IQ), yaitu usia menal seseoran dibagi dengan usia kronologisnya., dikalikan 100. Jadi rumusnya :


Tes ini memberi kesimpulan mengenai :
-          Jika usia mental sama dengan usia kronologis, IQ = 100
-          Usia mental dapat berbeda dengan usia kronologis
-          Bila usia mental di atas usia kronologis maka IQ > 100
-          Bila usia mental di bawah usia kronologis maka IQ < 100

B. SKALA WECHSLER
Tes lain yang banyak digunakan untuk menilai inteligensi murid dinamakan skala Wechsler, yang dikembangkan oleh David Wechsler. Selain menunjukkan IQ keseluruhan, David Wechsler memperkenalkan IQ verbal dan IQ Performance.
 Tes ini juga mencakup WPPSI-R: (Wechsler Preschool dan Primary Sale of Intelligence-Revised) untuk usia 4 – 6,5 tahun , WISC-R (Wechsler Intelligence Scale for Children – Revised untuk  usia 6 – 16 tahun) dan WAIS-R (Wechsler Adult Intelligence Scale – Revised).

            Selain tes inteligensi individu, ada juga tes yang dilakukan secara berkelompok, yaitu :
-          Lorge-Thorndike Intelligence Tests
-          Kuhlman-Anderson Intelligence Tests
-          Otis-Lennon School Mental abilities

C. TES INDIVIDUAL VERSUS TES KELOMPOK
Tes Individual
Tes Kelompok
-       Kurang ekonomis
-       Pemahaman murid akan
 lebih baik
-       Dapat menyusun laporan
 individual
-       Dapat mengukur tingkat
 kecemasan murid
-       Lebih nyaman bagi anak
-       Ekonomis
-       Pemahaman murid mungkin
 terbatas
-       Tidak dapat disusun
 laporan individual
-       Tidak dapat mengukur
 tingkat kecemasan murid


DAFTAR PUSTAKA 
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Universitas of Texas at Dallas

Kamis, 06 April 2017

PSIKOLOGI PENDIDIKAN : Apa Itu Pembelajaran?



Menurut Santrock, pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh yang relatif permanen pada perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berfikir yang diperoleh melalui pengalaman.
Tidak semua yang kita tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa kemampuan – kemampuan tentuntu sejak lahir dan tidak dipelajari, misalnya saja makan, berteriak, terkejut, dll. Tetapi, kebanyakan perilaku manusia tidak diwariskan begitu saja. Contohnya saat anak menggunakan komputer dengan cara baru, lalu ia bekerja keras untuk memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan secara lebih baik, menjelaskan dengan cara yang lebih logis, atau lebih memperhatikan, maka ia sedang menjalani proses belajar.

PENDEKATAN UNTUK PEMBELAJARAN

 A. BEHAVIORISME
            Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui penngalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Proses mental didefinisikan oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain. Pandangan behaviorisme mencakup mengenai classical conditioning dan operant conditioning, yang menurut santrock keduanya menekankan pembelajaran assosiatif.

v  CLASSICAL CONDITIONING (PENGONDISIAN KLASIK)

            Tokoh yang berperan dalam Operant Conditioning adalah Ivan Pavlov, dimana ia melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang mengeluarkan liur ketika diberikan makanan dengan sebelumnya Pavlov membunyikan bell ketika makanan itu disajikan dihadapan anjing tersebut. Lama kelamaan anjing akan terbiasa untuk mengasosiasikan bunyi bell dengan makanan yang kemudian anjing itu akan mengalami salivasi, sampai akhirnya ketika bunyi bell didengar tanpa adanya makanan anjing tetap mengeluarkan liur.
            Pengondisian klasik adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus. Unconditioned Stimulus (US) adalah ebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen Pavlov, makanan adalah US. Unconditioned Responce (UR) adalah respons yang tidak dpelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing yang merespon makanan adalah UR. Conditioned Stimulus (CS) adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan Conditioned Response setelah diasosiasikan dengan US. Conditioned Response adalah respon yang dipelajari yakni respon yang dipelajari terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.
Pengondisian klasik berperan dalam memahami issue phobia (rasa takut). Hasil belajar kondisioning klasikal dapat dihilangkan dengan teknik counterconditioning.

v  OPERANT CONDITIONING (PENGONDISIAN OPERAN)

            Pengondisian Operan juga sering disebut dengan pengondisian instrumental. Tokoh utama dalam Operant Conditioning adalah B.F Skinner yang didasarkan oleh pandangan E.L Thorndike.

Hukum Efek Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan perilaku yang diikuti dengan hasil negatif akan diperlemah. Kemudian Skinner menyempurnakan pengerian pengondisian operan dengan mengatakan bahwa, pengondisian operan adalah sebuah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulang kembali.

Konsekuaensi maupun hukuman bersifat sementara (kontingen) pada perilaku organisme. Tiga macam konsekuensi yang mempengaruhi perilaku :
1. Penguatan positif (Reinforcement positive), merupakan konsekuensi yang mengarahkan pada peningkatan probabilitas terjadinya perilaku. Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian penguatan positif adalah timming (waktu) dan konsistensi dalam pemberian penguatan.
2. Penguatan negatif (Reinforcement negative), merupakan penguat yang berasal dari pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negatif sebagai konsekuensi dari perilaku.
3. Hukuman (Punishment), konsekuensi negatif dari perilaku yang mengarahkan pada penurunan frekuensi perilaku.

PETUNJUK PENGGUNAAN HUKUMAN

  1. Jangan menggunakan hukuman fisik
  2. Jangan hanya menghukum tapi berikan juga penguat positif pada perilaku yang benar untuk menggantikan perilaku yang ingin dieliminir melalui hukuman
  3. Jangan menghukum “orangnya” tapi “perilakunya”. Hentikan hukuman bila perilaku telah berhenti.
  4. Jangan campur adukkan hukuman dan hadiah untuk perilaku yang sama
  5. Sekali telah memutuskan untuk memulai hukuman, jangan pernah mundur lagi.

PERBEDAAN ANTARA CLASSICAL CONDITIONING DENGAN OPERANT CONDITIONING.

No
Kondisioning Klasikal
Kondisioning Operan
1.
Asosiasi antara 2 stimulus
Asosiasi antara respon dan konsekuensi
2.
Melibatkan perilaku refleks dan involuntary yang dikontrol oleh tulang belakang atau sistem syaraf otonom
Perilaku voluntary yang lebih kompleks yang dimediasi oleh sistem syaraf somatis
3.
UCS dipasangkan dengan CS. Individu tidak perlu melakukan apapun untuk penyajian UCS dan CS.
Konsekuensi penguatan hanya terjadi jika respon yang dikondisikan telah muncul.


ANALISIS PERILAKU TERAPAN

Analisis perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penguatan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan, yaitu : meningkatkan perilaku yang diinginkan, menggunakan dorongan (prompt), dan pembentukan (shapping) serta mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (Alberto & Troutman, 1999). Aplikasi analisis perilaku terapan seringkali menggunakan serangkaian langkah yang biasanya dimulai dengan observasi umum dan kemudian menentukan perilaku sasaran spesifik yang perlu diubah, dan mengamati kondisi antesendenya, kemudian tentukan tujuan behavioral, perkuat atau hukum perilaku yang dipilih, lakukan program manajemen perilaku, dan evaluasi kesuksesan maupun kegagalan program tersebut.
           
B. KOGNITIF
v  TEORI KOGNITIF SOSIAL BANDURA
Teori kognitif sosial  menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga fakor perilaku memainkan peranan penting dalam pembelajaran. Albert Bandura merupakan salah satu arsitek utama dalam teori kognitif sosial. Dia mengatakan bahwa, ketika murid belajar, mereka dapat merepresentasikan atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif.
Bandura mengembangkan model determinisme rasiprokal yang terdiri dari :
1. Perilaku
2. Person/ Kognitif
3. Lingkungan

PEMBELAJARAN OBSERVASIONAL

Pembelajaran observasional juga dinnamakan imitasi atau modeling adalah pembeajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Kapasitas untuk mempelajari pola perilaku dengan observasi dapat mengeliminasi pembelajaran trial and error yang membosankan.
Model pembelajaran observasional kontemporer Bandura  memfokuskan pada proses spesifik yang terlibat dalam pembelajaran observasional. Proses itu adalah atensi  (perhatian), retensi, produksi, dan motivasi.



DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Universitas of Texas at Dallas